Seperti yang telah diuji dan ditunjukkan sejauh ini,
teori evolusi tidak mempunyai dasar ilmiah. Namun kebanyakan orang di dunia
tidak menyadarinya, dan menganggap evolusi sebagai fakta ilmiah. Indoktrinasi
dan propaganda sistematis melalui media adalah kunci keberhasilan penipuan ini.
Saat dikelas saya berdebat
dengan seseorang yang percaya pada teori evolusi, saya tidak menyalahkannya
karena teori evolusi bukan untuk dipercaya tapi dikaji dan diuji . Banyak orang
yang percaya karena teori ini telah dimuat dibeberapa sumber media pembelajaran
. Namun , saya teringat pesan dari guru saya bahwa SETIAP BUKU JANGAN TERLALU DIPERCAYA .
Saya jadi teringat
pembelajaran matematika tentang Logika , yang di materi tersebut menjelaskan
bahwa setiap pernyataan ada pernyataan yang BENAR dan SALAH . Untuk itu saya
menekankan pada setiap orang untuk menganalisa sebuah teori yang harus
diselidiki kebenarannya dengan berbagai bukti.
Untuk itu saya menerbitkan sebuah artikel pertama saya di
tahun 2013 tentang kebohongan teori evolusi dan saya tekankan bahwa
anda boleh mempercayainya ataupun menyanggahnya. Yang perlu anda percayai
adalah sebuah bukti yang Logis , yang bisa diterima akal sehat .
·
Kebohongan yang Terbungkus Rapi
Charles Darwin merupakan aktor di balik
layar dari penipuan ini. Menggunakan teori
yg asal-asalan tentang evolusi , ia berhasil membentuk sekumpulan pengikutnya
untuk meneruskan kebohongan teori bahwa manusia berevolusi dari spesies kera. Dr.Alvan
T. Marston melakukan analisa kepada fosil manusia piltdown yg diajukan oleh
pengikut Darwin untuk diteliti, hasilnya sangat mengejutkan. Fosil tsb bukan
fosil manusia purba, akan tetapi fosil buatan yg ada bagian yg sudah
dimodifikasi dari potongan rahang kera, dsb.
Sebagai contoh dalam buku
evolusionis paling “ilmiah”, “transisi
dari air ke darat” yang merupakan fenomena terbesar evolusi tanpa bukti,
“dijelaskan” dengan kesederhanaan yang konyol. Menurut teori evolusi, kehidupan
berawal di air dan hewan yang pertama berkembang adalah ikan. Teori ini
mengatakan bahwa pada suatu masa ikan-ikan ini meloncat ke darat karena suatu
alasan (sering kali, kemarau dijadikan alasan), dan ikan-ikan yang memutuskan
untuk hidup di darat kemudian memiliki kaki dan paru-paru, bukan sirip dan
insang.
Bagaimana “peralihan” ini
terjadi? Kita tahu bahwa ikan tidak dapat bertahan hidup di darat lebih dari
beberapa menit. Jika kita asumsikan musim kering terjadi dan ikan harus pindah
ke darat, apa yang akan terjadi pada ikan tersebut? Jawabannya sudah jelas.
Semua ikan akan mati satu per satu dalam beberapa menit. Meskipun proses ini
berlangsung dalam periode puluhan juta tahun, jawabannya tetap sama: ikan akan
mati satu per satu. Alasannya, organ sekompleks paru-paru tidak akan muncul secara
“kebetulan” melalui mutasi.
Akan tetapi, persis seperti
inilah yang diajukan evolusionis. “Peralihan dari air ke darat”, “peralihan
dari darat ke udara” dan banyak lagi lompatan-lompatan lain “dijelaskan” dalam
istilah-istilah yang tidak logis ini. Sementara tentang pembentukan organ-organ
sekompleks mata dan telinga, evolusionis lebih memilih diam.
·
Dongeng Evolusionis
Salah satu Dongeng yang patut mendapat
perhatian adalah mengenai asal usul mamalia. Kaum evolusionis berargumen bahwa
nenek moyang mamalia adalah reptil. Namun ketika harus menjelaskan peralihan
bentuk secara terperinci, muncul cerita menarik. Berikut adalah contohnya:
Sebagian reptil di wilayah dingin mulai
mengembangkan cara untuk menjaga tubuh mereka agar tetap hangat. Panas yang
dikeluarkan tubuh meningkat ketika cuaca dingin, dan panas yang hilang semakin
berkurang ketika sisik mengecil and meruncing, dan akhirnya menjadi bulu.
Berkeringat pun merupakan adaptasi untuk mengatur suhu tubuh, suatu cara untuk
menyejukkan tubuh saat diperlukan, dengan menguapkan air. Namun secara
kebetulan, reptil muda mulai menjilati keringat induknya sebagai makanan.
Kelenjar keringat tertentu mulai mengeluarkan keringat yang semakin lama
semakin bergizi sehingga akhirnya menjadi susu. Maka, mamalia muda pertama ini
memulai kehidupan dengan lebih baik.
Gagasan bahwa susu berasal
dari kelenjar keringat, serta semua perincian di atas hanyalah buah imajinasi
evolusioner yang aneh dan tanpa dasar ilmiah.
·
Kesimpulan:
Evolusi Adalah Sebuah Kebohongan
Masih banyak bukti dan
hukum-hukum ilmiah lain yang menggugurkan teori evolusi. Namun dalam artikel
ini kita hanya membahas beberapa di antara-nya. Itu pun seharusnya sudah cukup
untuk menyingkap sebuah kebohongan. Meskipun ditutup-tutupi dengan kedok ilmu
pengetahuan, teori evolusi hanyalah sebuah kebohongan; kebohongan yang
dipertahankan hanya untuk kepentingan filsafat materialistis. Kebohongan yang
tidak berdasarkan pada ilmu pengetahuan tetapi pada pencucian otak, propaganda
dan penipuan.
·
Teori Evolusi telah runtuh
Sejak langkah pertamanya,
teori evolusi telah gagal. Buktinya, evolusionis tidak mampu menjelaskan proses
pembentukan satu protein pun. Baik hukum probabilitas maupun hukum fisika dan
kimia tidak memberikan peluang sama sekali bagi pembentukan kehidupan secara
kebetulan.
Bila satu protein saja
tidak dapat terbentuk secara kebetulan, apakah masuk akal jika jutaan protein
menyatukan diri membentuk sel, lalu milyaran sel secara kebetulan pula
menyatukan diri membentuk organ-organ hidup, lalu membentuk ikan, kemudian ikan
beralih ke darat, menjadi reptil, dan akhirnya menjadi burung? Begitukah cara
jutaan spesies di bumi terbentuk?
Meskipun tidak masuk akal
bagi Anda, evolusionis benar-benar meyakini dongeng ini.
·
PENUTUP
Menghadapi kenyataan ini,
evolusionis hanya dapat menghibur diri dengan khayalan bahwa suatu saat nanti,
entah bagaimana caranya, ilmu pengetahuan akan menjawab semua dilema ini.
Mengharapkan ilmu pengetahuan akan membenarkan semua pernyataan. Sebaliknya,
sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kemustahilan pernyataan evolusionis
akan semakin terbuka dan semakin jelas.
Begitulah yang terjadi
sejauh ini. Semakin terperinci struktur dan fungsi sel diketahui, semakin jelas
bahwa sel bukan susunan sederhana yang terbentuk secara acak, seperti pemahaman
biologis primitif masa Darwin.
Rasa percaya diri
berlebihan dalam menolak Teori penciptaan dan menyatakan bahwa
kehidupan berasal dari kebetulan-kebetulan, lalu mempertahankannya, kelak akan
berbalik menjadi sumber penghinaan. Ketika teori evolusi semakin tersingkap dan
opini publik mulai melihat kebenaran, para pendukung evolusi yang fanatik tidak akan berani lagi memperlihatkan wajah
mereka.
·
Benar-Benar Penutupan
Banyak spesies di bumi ini
yang mirip satu sama lain. Misalnya, banyak makhluk hidup yang mirip dengan
kuda atau kucing, dan banyak serangga mirip satu dengan lainnya. Kemiripan
seperti ini tidak membuat orang heran.
Sedikit kemiripan antara
manusia dan kera, entah bagaimana terlalu banyak menarik perhatian.
Ketertarikan ini kadang menjadi sangat ekstrem sehingga membuat beberapa orang
mempercayai tesis palsu evolusi. Sebenarnya, kemiripan tampilan antara manusia
dan kera tidak memberikan arti apa-apa. Kumbang tanduk dan badak juga memiliki
kemiripan tampilan, namun menggelikan sekali jika mencari mata rantai evolusi
di antara keduanya hanya berdasarkan kemiripan tampilan saja; yang satu adalah
serangga dan yang lainnya mamalia.
Terlepas dari kemiripan
tampilan, ada perbedaan sangat besar antara
manusia dan kera. Berdasarkan tingkat kesadarannya, kera adalah hewan yang
tidak berbeda dengan kuda atau anjing. Sedangkan manusia adalah makhluk sadar,
berkeinginan kuat dan dapat berpikir, berbicara, mengerti, memutuskan, dan
menilai. Semua sifat ini merupakan fungsi jiwa yang dimiliki manusia. Jiwa
merupakan perbedaan paling penting yang jauh memisahkan manusia dari
makhluk-makhluk lain. Tak ada satu pun kemiripan fisik yang dapat menutup
jurang lebar di antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Sekian………………
Sumber : Berbagai sumber
Internet
Bagi
teman-teman yang ingin membantah saya silahkan karena kepercayaan itu dari
teman-teman sendiri . Saya juga menekankan pada pembaca bahwa di dunia ini
apabila ada sebuah jawaban pasti akan timbul pertanyaan baru dan semoga dengan
pertanyaan baru tersebut melahirkan sebuah masa depan yang baru . Bila ada yang
ingin di tanyakan maupun di sanggah pendapat saya silahkan tulis di kolom
komentar J .
Memang betul seklaii artikel di atas. Sangat tidak mungkin manusia meruypkan hasil evolusi dari monyet, walaupun ribuan atau jutaan tahun. Seorang Muslim yang yakin akanKekuasaan Allah yang tertusng dalam Al-Quran, harus meyakini betul, bahwa manusia pertama ciptan Allah adalah Adam a.s. Adapun senelum Adam, yang lebih dahulu ada adalah para Malaikat dan Iblis, serta Jin. Siilakan amati QS Al Baqoroh (2) ayat 30 - 34.
BalasHapus